STRATEGI BERTAHAN HIDUP SINGLE
PARENT CACAT FISIK
(Dusun Dengok Ngampo, Pacarejo,
Semanu, Gunungkidul)
Dosen Pembimbing : Poerwanti Hadi
PratiwiS. Pd, M.Si
Di
Susun Oleh :
Rini
Arofah Nurjannah (14413244006)
Pendidikan Sosiologi A
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Yogyakarta
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun laporan
penelitian yang berjudul “Strategi Bertahan Hidup Single Parent Cacat Fisik
Desa Pacarejo, Semanu, Gunungkidul” ini tepat pada waktunya.
Tidak
lupa kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
memberikan dukungan kepada kami, diantaranya :
1. Poerwanti
Hadi Pratiwi selaku dosen pengampu mata kuliah Sosiologi Keluarga.
2. Subakir
selaku staff pengurus kelurahan kecamatan semanu
3. Rigo
Yulianto selaku perangkat desa (RT) dusun ngampo
4. Ayah
dan Ibunda tercinta yang telah bersusah payah memberi motivasi dan
dukungan
tanpa kenal lelah, ridhamu adalah semangat hidupku.
5. Warga
masyarakat desa Pacarejo, Semanu, Gunungkidul.
6. Teman-teman
yang telah bekerjasama dalam penyelesaian penelitian ini.
Penulis
menyadari bahwa penelitian ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis, sangat
memohon masukan yang konstruktif demi perbaikan laporan penelitian ini.Semoga
laporan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak.
Yogyakarta , 26 Desember 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ..................................................................................................... i
KATA
PENGANTAR ..................................................................................................... ii
DAFTAR
ISI .................................................................................................... ……
…… iv
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah ................................................................................... 1
B. Pembatasan
Masalah ............................................................................................ 2
C. Rumusan
Masalah ................................................................................................. 2
D. Tujuan
Penelitian ................................................................................................. 3
E. Manfaat
penelitian ............................................................................................... 4
BAB
II KAJIAN TEORI
A. Strategi
Bertahan Hidup ...................................................................................... 5
1. Strategi
Bertahan Hidup ................................................................................. 5
2. Teori
Mc Clelland dan Aksi Interaksi ......................................................... 8
B. Single
Parenst Cacat Fisik ...................................................................... 12
1. Single
Parents ....................................................................................... 12
2. Cacat
Fisik ............................................................................................ 13
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi
Lokasi dan Informal ................................................................ 17
1. Deskripsi
Lokasi ................................................................................. 17
2. Deskripsi
Informal ............................................................................... 19
B. Analisis
dan Pembahasan ......................................................................... 23
1. Strategi
Bertahan Hidup Single Parent Cacat Fisik
........................... 23
2. Upaya
Pemerintah dan Masyarakat dalam Membantu Single Parent Cacat
Fisik Memenuhi Kebutuhan Hidup .................................................... 26
BAB
V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 31
B. Saran ............................................................................................................... 32
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang Masalah
Strategi
bertahan hidup adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh setiap orang untuk
dapat mempertahankan hidupnya melalui pekerjaan apapun yang dilakukannya.
Strategi bertahan pada hakikatnya adalah suatu proses untuk memenuhi syarat
dasar agar dapat melangsungkan hidupnya. Manusia sebagai mahluk sosial yang
hidup dengan makhluk sosial lainnya harus bertingkah laku sesuai tuntutan
lingkungan tempat dimana manusia itu tinggal, dan tuntutan itupun tidak hanya
berasal dari dirinya sendiri. Masalah ekonomi merupakan masalah yang sangat
penting bagi setiap manusia. Karena permasalahan ekonomi merupakan problema
yang menyangkut pada kesejahteraan dan pemenuhan kebutuhan hidup orang banyak. Berbagai
cara/strategi bertahan hidup dilakukan untuk dapat mempertahankan kelangsungan
hidupnya.
Gunungkidul adalah salah satu kabupaten di kota
Daerah Istimewa Yogyakarta. Gunungkidul juga terkenal akan tingkat perceraian
yang tinggi yang menyebabkan banyaknya single parent (orang tua tunggal)
khususnya di desa Pacarejo semanu. Di desa ini memiliki banyak single parent,
baik janda cerai hidup maupun cerai mati dan juga single parent cacat fisik.
Single parents cacat fisik adalah orang tua tunggal dengan keadaan tubuh tidak normal atau
cacat dan secara sendirian membesarkan
anak-anaknya tanpa kehadiran, dukungan, tanggung jawab pasangannya dan hidup
bersama dengan anak-anaknya dalam satu rumah. Dalam hal ini semakin
berkembangnya zaman menimbulkan tingginya tuntutan dalam pemenuhan kebutuhan
hidup yang semakin meningkat. Oleh karena itu dibutuhkan pekerjaan yang dapat
memenuhi kebutuhan hidup lebih dari sekedar kebutuhan sandang, pangan, dan
papan seperti pendidikan. Kondisi inilah yang mengharuskan seorang single
parent, khususnya single parent cacat fisik, dimana dia memiliki kekurangan
dalam tubuhnya yang menghambat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya untuk memiliki
cara dalam mengatur strategi mempertahankan hidup di tengah masyarakat.
Bertitik tolak dari keadaan tersebut, perlu kiranya
dikaji secara mendalam untuk mendapatkan hasil obyektif dengan memakai
pendekatan ilmiah.Untuk itu penulis mencoba mengkaji persoalan diatas secara
sistematis, dengan membuat penelitian yang berjudul “Strategi Bertahan Hidup
Single Parent Cacat Fisik di Desa Pacarejo, Semanu, Gunungkidul”.
2.
Pembatasan
Masalah
Sesuai dengan latar belakang dan identifikasi
masalah diatas, maka peneliti perlu membatasi masalah penelitian yaitu dengan
memfokuskan pada strategi bertahan hidup yang dilakukan oleh single parent
cacat fisik di desa pacarejo, semanu, gunungkidul.
3.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan batasan masalah tersebut diatas maka
didapatkan rumusan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana
strategi bertahan hidup single parent cacat fisik di desa pacarejo, semanu,
gunungkidul ?
b. Bagaimana
upaya pemerintah dan masyarakatdalam membantu single parent cacat fisik untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya?
4.
Tujuan
Penelitian
Adapun
tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk
mengetahui strategi bertahan hidup single parent cacat fisik di desa pacarejo,
semanu, gunungkidul.
b. Untuk
mengetahui upaya pemerintah dan masyarakat dalam membantu single parent cacat
fisik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
5.
Manfaat
penelitian
Hasil
penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
a. Peneliti
Penelitian
ini bermanfaat untuk menerapkan teori yang telah didapat didalam perkuliahan
serta mampu melihat realita permasalahan sosial dan serta bermanfaat untuk
menambah pengetahuan dalam pengalaman sebagai bekal untuk terjun ke dalam
lingkungan masyarakat.
b. Pembaca
Melalui
penelitian ini diharapkan pembaca memperoleh informasi mengenai startegi
bertahan hidup single parent cacat fisik.
c. Masyarakat
umum
Dalam penelitian
ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang strategi bertahan hidup
single parent cacat fisik dan dapat memberikan perhatian terhadap fenomena
sosial yang terdapat dalam lingkungan sosial.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
A. Strategi Bertahan Hidup
Snel dan
Staring dalam Resmi Setia (2005;6) mengemukakan bahwa strategi bertahan hidup
adalah sebagai rangkaian tindakan yang dipilih secara standar oleh individu dan
rumah tangga yang miskin secara sosial ekonomi.
Melalui
strategi ini seseorang bisa berusaha untuk menambah penghasilan lewat
pemanfaatan dari sumber-sumber lain ataupun mengurangi pengeluaran lewat
pengurangan kuantitas dan kualitas barang atau jasa. Cara individu menyusun
strategi dipengaruhi oleh posisi individu atau kelompok dalam struktur
masyarakat, sistem kepercayaan dan jaringansosial yang dipilih, termasuk
keahlian dan memobilitasi sumber daya yang ada, tingkat keterampilan,
kepemilikan aset, jenis pekerjaan, status gender, dan motivasi pribadi. Nampak
bahwa jaringan sosial dan kemampuan memobilitas sumber daya yang ada termasuk
didalamnya mendapatkan kepercayaan dari orang lain membantu individu dalam
menyusun strategi bertahan hidup.
Dalam
menyusun strategi, individu tidak hanya menjalankan satu jenis strategi saja,
sehingga kemudian muncul istilah multiple survival strategies atau
strategi bertahan jamak.Selanjutnya Snel dan Starring mengartikan hal ini
sebagai kecenderungan pelaku-pelaku atau rumah tangga untuk memiliki pemasukan
dari berbagai sumber daya yang berbeda, karena pemasukan tunggal terbukti tidak
memadai untuk menyokong kebutuhan hidupnya. Strategi yang berbeda-beda ini
dijalankan secara bersamaan dan akan saling membantu ketika ada strategi yang
tidak bisa berjalan dengan baik.
Berikut
akan dijelaskan secara lebih rinci strategi-strategi bertahan hidup yang umum
digunakan.
a. Strategi
Aktif
Strategi
aktif merupakan strategi bertahan hidup yang dilakukan dengan cara memanfaatkan
segala potensi yang dimiliki. Menurut Suharto (2009:31) strategi aktif
merupakan strategi yang dilakukan keluarga miskin dengan cara mengoptimalkan
segala potensi keluarga (misalnya melakukan aktivitasnya sendiri, memperpanjang
jam kerja dan melakukan apapun demi menambah penghasilannya). Strategi aktif
yang biasanya dilakukan petani kecil adalah dengan diversifikasi penghasilan
atau mencari penghasilan tambahan dengan cara melakukan pekerjaan sampingan.
Menurut Stamboel (2012:209) diversifikasi penghasilan yang dilakukan petani
miskin merupakan usaha agar petani dapat keluar dari kemiskinan, deversifikasi
yang bisa dilakukan antara lain berdagang, usaha bengkel maupun industri rumah
tangga lainnya. Sedangkan menurut Andrianti (dalam Kusnadi, 2000:192) salah
satu strategi yang digunakan oleh rumah tangga untuk mengatasi kesulitan
ekonomi adalah dengan mendorong para isteri untuk ikut mencari nafkah. Bagi
masyarakat yang tegolong miskin mencari nafkah bukan hanya menjadi
tanggungjawab suami semata tetapi menjadi tanggungjawab semua anggota keluarga
sehingga pada keluarga yang tergolong miskin isteri juga ikut bekerja demi
membantu menambah penghasilan dan mencukupi kebutuhan keluarganya.
Berdasarkan
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud strategi aktif adalah
strategi bertahan hidup yang dilakukan seseorang atau keluarga dengan cara
memaksimalkan segala sumber daya dan potensi yang dimiliki keluarga mereka.
b. Strategi Pasif
Strategi
pasif merupakan strategi bertahan hidup yang dilakukan dengan cara
meminimalisir pengeluaran keluarga sebagaimana pendapat Suharto (2009:31) yang
menyatakan bahwa strategi pasif adalah strategi bertahan hidup dengan cara
mengurangi pengeluaran keluarga (misalnya biaya untuk sandang, pangan,
pendidikan, dan sebagainya). Strategi pasif yang biasanya dilakukan adalah
dengan membiaskan hidup hemat. Hemat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
diartikan sebagai sikap berhati-hati, cermat, tidak boros dalam membelanjakan
uang. Sikap hemat merupakan budaya yang telah dilakukan oleh masyarakat desa
terutama masyarakat desa yang tergolong dalam petani miskin. Menurut Kusnadi
(2000:8) strategi pasif adalah strategi dimana individu berusaha meminimalisir
pengeluaran uang, strategi ini merupakan salah satu cara masyarakat miskin
untuk bertahan hidup. Pekerjaan sebagai petani yang umumnya dilakukan oleh
masyarakat desa membuat pendapatan mereka relative kecil dan tidak menentu
sehingga petani kecil di pedesaan lebih memprioritaskan kebutuhan pokok seperti
kebutuhan pangan daripada kebutuhan lainnya. Pola hidup hemat dilakukan petani
agar penghasilan yang mereka terima bisa untuk mencukupi kebutuhan pokok
keluarga mereka. Petani kecil biasanya menerapkan hidup hemat dengan cara
berhati-hati dalam membelanjakan uang mereka. Sikap hemat terlihat pada kebiasaan
keluarga petani yang membiasakan untuk makan dengan lauk seadanya dan hanya
membeli daging ketika hari besar seperti hari raya idul fitri.
Berdasarkan
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud strategi pasif adalah
strategi bertahan hidup yang dilakukan dengan cara selektif, tidak boros dalam
mengatur pengeluaran keluarga.
c. Strategi
Jaringan
Strategi
jaringan adalah strategi yang dilakukan dengan cara memanfaatkan jaringan
sosial. Menurut Suharto (2009:31) strategi jaringan merupakan strategi bertahan
hidup yang dilakukan dengan cara menjalin relasi, baik formal maupun dengan
lingkungan sosialnya dan lingkungan kelembagaan (misalnya meminjam uang kepada
tetangga, mengutang di warung atau toko, memanfaatkan program kemiskinan,
meminjam uang ke rentenir atau bank dan sebagainya). Menurut Kusnadi (2000:146)
strategi jaringan terjadi akibat adanya interaksi sosial yang terjadi dalam
masyarakat, jaringan sosial dapat membantu keluarga miskin ketika membutuhkan
uang secara mendesak. Secara umum strategi jaringan sering dilakukan oleh
masyarakat pedesaan yang tergolong miskin adalah dengan meminta bantuan pada
kerabat atau tetangga dengan cara
meminjam
uang. Budaya meminjam atau hutang merupakan hal yang wajar bagi masyarakat desa
karena budaya gotong royong dan kekeluargaan masih sangat kental dikalangan
masyarakat desa. Strategi jaringan yang biasanya dilakukan petani adalah
memanfaatkan jaringan sosial yang dimiliki dengan cara meminjam uang pada
kerabat, bank dan memanfaatkan bantuan sosial lainnya. Bantuan sosial yang
diterima petani kecil merupakan modal sosial yang sangat berperan sebagai
penyelamat ketika keluarga petani kecil yang tergolong miskin membutuhkan
bantuan sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Stamboel (2012:244) yang
mengatakan bahwa modal sosial berfungsi sebagai jaring pengaman sosial bagi
keluarga miskin. Bantuan dalam skala keluarga besar, komunitas atau dalam
relasi pertemanan telah banyak menyelamatkan keluarga miskin.
Berdasarkan
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud strategi jaringan adalah
strategi bertahan hidup yang dilakukan dengan cara meminta bantuan kepada
kerabat, tetangga dan relasi lainnya baik secara formal maupun informal ketika
dalam kesulitan, seperti meminjam uang ketika memerlukan uang secara mendadak..
1.
Teori Mc Clelland
Dalam teori
ini ditekankan mengenai adanya beberapa individu memiliki dorongan yang kuat
untuk berhasil.Mereka lebih berjuang untuk memperoleh pencapaian pribadi daripada
memperoleh penghargaan.Mereka memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu dengan
lebih baik atau efisien dibandingkan sebelumnya.Dorongan ini merupakan
kebutuhan pencapaian (nAch).
Mc Clelland
dalam Robinson (2007:230) menemukan bahwa individu dengan prestasi tinggi
membedakan diri mereka dari individu lain menurut keinginan mereka untuk
melakukan hal-hal yang lebih baik. Mereka mencari situasi-situasi dimana bisa
mendapatkan tanggung jawab pribadi guna mencapai solusi atas berbagai masalah.
Bisa menerima umpan balik yang cepat atas kinerja sehingga dapat dengan mudah
mereka berkembang atau tidak dan dimana mereka bisa menentukan tujuan-tujuan
yang cukup menantang.
Teori ini
sesuai dengan fenomena yang terjadi pada aktivitas yang dilakukan oleh single
parent cacat fisik.Dengan kondisi ekonomi yang serba sulit, semangat kerja
mereka tetap bertahan.yang telah termakan waktu tidak menurunkan semangat
mereka untuk tetap bekerja.
2.
Teori Aksi dan interaksi
Fokus dari
interaksionisme simbolik adalah dampak dari makna-makna dan simbol-simbol yang
digunakan dalam aksi dan interaksi manusia dalam tindakan sosial yang covert
dan overt. Melalui aksi dan interaksi ini pula manusia membentuk
suatu makna dari simbol yang dikonstruksikan secara bersama. Suatu makna dari
simbol dapat berbeda menurut situasi.
Dalam teori
ini ditekankan bahwa individu menentukan sendiri barang sesuatu yang bermakna
bagi dirinya sendiri. Jadi sebagai subyek, manusia bertindak atau berperilaku
untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang memberikan makna baginya.Teori ini
menjelaskan strategi untuk mempertahankan hidup khususnya bagi single parent
cacat fisik di desa pacarejo, semanu, gunungkidul.
Aksi-aksi
yang dilakukan guna :
a.
Sebagai
subjek manusia bertindak atau berperilaku untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu. Jadi tindakan manusia bukan tanpa tujuan.
b.
Dalam
bertindak manusia menggunakan cara, teknik, prosedur, metode serta perangkat
yang diperkirakan cocok untuk mencapai tujuan tersebut.
Aksi atau
tindakan sosial pada dasarnya adalah sebuah tindakan seseorang yang bertindak
melalui suatu pertimbangan menjadi orang lain dalam pikirannya. Atau, dalam
melakukan tindakan sosial, manusia dapat mengukur dampaknya terhadap orang lain
yang terlibat dalam serangkaian tindakan itu.
Dalam proses interaksi, manusia memakai simbol-simbol
untuk mengomunikasikan makna-makna dalam diri yang ingin disampaikan. Dan
setelahnya proses tadi, manusia lain yang terlibat dalam interkasi tersebut
mengintepretasikan simbol-simbol tadi berdasar intepretrasinya sendiri. Secara
garis besar terdapat hubungan timbal balik antar aktor dalam berinteraksi.
Analisis Mead
tentang stimulus dan respon masuk dalam kerangka perilaku seperti ini, seperti
hewan yang hanya melempar stimulus dan menerimanya sehingga mengeluarkan respon
untuk stimulus itu seketika itu juga tanpa mempertimbangkan apapun berdasar
pengalaman atau memori. Berbeda dengan
manusia sebagai individu yang berinteraksi dengan manusia yang lain, perbedaannya
dalam interaksi antarmanusia sebagai individu terdapat tempat atau momentum di
mana pikiran mengambil tempat dalam proses stimulus-respon tersebut. Manusia
sebagai individu memiliki pikiran yang mempengaruhi setiap tindakan yang akan
dilakukan olehnya.
Tindakan
menurut Mead menurut analisisnya melalui empat tahapan, yaitu impuls, persepsi,
manipulasi, dan konsumasi. Keempat tahap ini menurut Mead menjadi suatu
rangkaian dalam melakukan suatu tindakan yang tidak dapat dilepaskan satu per
satu.
Impuls, sama seperti
stimulus atau rangsangan yang didapatkan ataupun muncul tiba-tiba pada seorang
individu. Dalam kehidupan sosial, impuls bukan hanya sekedar rasa lapar saja,
melainkan juga berbagai masalah dapat menjadi impuls bagi individu yang
menyebabkan individu harus dapat mencari pemecahan terhadap masalah tersebut. Persepsi adalah proses tanggapan dan respon terhadap impuls
(permasalahan) yang dihadapi individu. Pikiran (Mind) dalam tahap ini
sangat berperan penting dalam menyikapi impuls tersebut. Pada tahap persepsi
yang memerankan pikiran dalam prosesnya, individu memberi ruang untuk
memikirkan dan mempetimbangkan segala sesuatu untuk bertindak, mana yang akan
diambil dan dibuang dari pikirannya. Manipulasi menjadi tahap
ketiga dari serangkaian tahap tindakan. Tahap ini menjadi proses tentang
pengambilan keputusan setelah melalui tahap persepsi tadi.
Konsumasi adalah suatu proses di mana individu untuk menentukan
melakukan sebuah tindakan atau tidak untuk memenuhi kebuthan yang diciptakan
dari impuls tadi. Disini terdapat perbedaan antara manusia dan binatang, dalam
tahap ini dan manipulasi, pengalaman masa lalu dilibatkan oleh individu yaitu
manusia, berbeda dengan binatang yang dalam dua tahap ini bersifat coba-coba.
B. Single Parents Cacat Fisik
1.
Single Parents
single
parent adalah proses pengasuhan anak, hanya ada salah satunya, ayah atau ibu.
Pada umumnya keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Ayah dan ibu
berperan sebagai orang tua bagi anak-anaknya. Namun, dalam kehidupan nyata
sering dijumpai keluarga dimana salah satu orang tuanya tidak ada lagi. Keadaan
ini menimbulkan apa yang disebut dengan keluarga dengan single parent.
Menurut
Hurlock (1999) pengertian single parent adalah orangtua yang telah menduda atau
menjanda entah bapak atau ibu, mengasumsikan tanggung jawab untuk memelihara
anak-anak setelah kematian pasangannya, perceraian atau kelahiran anak diluar
nikah (Hurlock, 1999).
Hammer&Turner
(1990) menyatakan bahwa: “A single parent family consist of one parent with
dependent children living in the same household” (Hamner&Turner, 1990).
Sementara itu, Sager, dkk (dalam Duvall&Miller, 1985) menyatakan bahwa
orang single parent adalah orang tua yang secara sendirian membesarkan
anak-anaknya tanpa kehadiran, dukungan, dan tanggung jawab pasangannya.
Sejalan
dengan pendapat Sager, dkk, Perlmutter dan Hall (1985) menyatakan bahwa single
parent adalah: “Parents without partner who continue to raise their children”
(Perlmutter & Hall, 1985).
Berdasarkan
berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa keluarga dengan single
parent adalah keluarga yang hanya terdiri dari satu orang tua yang dimana
mereka secara sendirian membesarkan anak-anaknya tanpa kehadiran, dukungan,
tanggung jawab pasangannya dan hidup bersama dengan anak-anaknya dalam satu
rumah.
2. Cacat
Fisik
Cacat fisik adalah orang-orang yang
cacat tubuhnya atau cacat fisik adalah mereka yang tubuhnya tidak normal
sehingga sebagian besar kemampuannya untuk berfungsi di masyarakat terhambat. Orang
Yang Memiliki Gangguan Cacat Fisik dapat dilihat dari aspek fisik seseorang
kelompok ini dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu:
1.
Tuna
Netra
2.
Tuna
Rungu
3.
Tuna
daksa
- Tuna
Netra
Seseorang dikatakan tuna netra apabila mereka kehilangan
daya lihatnya sedemikian rupa sehingga tidak dapat menggunakan fasilitas
pendidikanseseorang awas/normal pada umumnya sehingga untuk mengembangkan
potensinya diperlukan layanan pendidikan khusus. Tuna netra dibagi menjadi dua
, yaitu:
1.
Kurang
awas (low vision), yaitu seseorang dikatakan kurang awas bila ia masih memiliki
sisa penglihatan sedemikian rupa sehingga masih dapat sedikit melihat atau
masih bisa membedakan gelap dan terang.
2.
Buta
(blind), yaitu seseorangdikatakan buta apabila ia sudah tidak memiliki
sisa penglihatan sehingga tidak dapat membedakan gelap dan terang.
- Tuna
Rungu
Seseorang dikatakan tuna rungu
apabila mereka kehilangan daya dengarnya sedemikian rupa sehingga untuk
pengembangan potensinya diperlukan pendidikan khusus. Tuna rungu dibagi dua,
yaitu:
1.
Tuli
(deaf)
Jika
mereka kehilangan kemampuan mendengar 70 dB atau lebih sehingga akan mengalami
kesulitan untuk dapat mengerti atau memahami pembicaraan orang lain melalui
pendengarannya, walaupun dengan menggunakan atau tidak menggunakan alat Bantu
dengar.
2.
Lemah
Pendengaran (a hard of hearing)
Jika
mereka kehilangan kemampuan mendengar berkisar antara 35-69 dB, sehingga mereka
mengalami kesulitan untuk mendengar tetepi tidak terhalang baginya untuk
mengerti pembicaraan orang lain walaupun dengan menggunakan atau tidak
menggunakan alat Bantu dengar (Moores, 1987:5).
- Tuna
Daksa
Seseorang dikatakan mengalami
ketunadaksaan apabila terdapat kelainan anggota tubuh sebagai akibat dari luka,
penyakit, pertumbuhan yang salah bentuk sehingga mengakibatkan turunnya
kemampuan normal untuk melakukan gerakan-gerakan tubuh tertentu dan untuk
mengotimalkan potensi kemampuannya diperlukan layanan khusus . Tuna daksa ada
dua kategori, yaitu:
1.
Tuna
daksa orthopedic (Orthopedically handicapped), yaitu mereka yang
mengalami kelainan, kecacatan tertentu sehingga menyebabkan terganggunya
fungsi tubuh. Kelainan tersebut dapat terjadi pada bagian tulang-tulang,
otot-otot tubuh maupun pada daerah persendian, baik yang dibawa sejak lahir
maupun yang diperoleh kemudian. Contoh: anak polio.
2.
Tuna
daksa syaraf (Neurologically handicapped), yaitu kelainan yang terjadi
pada anggota tubuh yang disebabkan gangguan pada urat syaraf. Salah satu
kategori penderita tunadaksa syaraf dapat dilihat pada anak cerebral pasly.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa single
parents cacat fisik adalah orang
tua tunggal dengan keadaan tubuh tidak normal atau cacat dan secara sendirian membesarkan anak-anaknya
tanpa kehadiran, dukungan, tanggung jawab pasangannya dan hidup bersama dengan
anak-anaknya dalam satu rumah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI
LOKASI DAN INFORMAN
1. Deskripsi
Lokasi Penelitian
Deskripsi desa pacarejo semanu
gunungkidul (dusun dengok ngampo)
· Desa Pacarejo merupakan wilayah desa
paling barat di Kecamatan Semanu.Terletak sekitar 5 km dari Ibukota Kecamatan
Semanu atau 5 km dari Ibukota Kabupaten Gunungkidul (Wonosari).
· Padukuhan Ngampo
Padukuhan Dengok Ngampo merupakan bagian dari Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu,
Kabupaten Gunung Kidul, Profinsi Daerah Istimewa Yigyakarta.
Padukuhan ini terdiri dari 7 RT yakni RT 01, RT 02, RT 03, RT 04, RT 05, RT
06, dan RT 07.
a.
Letak Geografis Padukuhan Ngampo
Padukuhan Dengok Ngampo merupakan salah satu padukuhan yang terletak di Desa Pacarejo.Padukuhan
Ngampo terletak sekitar 7 km dari Kota
Wonosari.
Batas–batas wilayah Padukuhan Ngampo adalah sebagai berikut:
1) Sebelah utara : Padukuhan Jasem Kidul
2) Sebelah timur : Hutan
3) Sebelah selatan : Padukuhan Trukan Ngampo
4) Sebelah barat : Padukuhan Dengok Kidul
b.
Keadaan Alam dan Potensi Fisik
Secara umum,
kondisi alam di Padukuhan Ngampo adalah agraris yang digunakan untuk pertanian, di Padukuhan Ngampo terdapat satu telaga besar yang akan kering di
musim kemarau dan terdapat di tengah-tengah Padukuhan. Pada saat musim hujan
wilayah padukuhan Ngampo berpotensi untuk tanaman
Palawija. Komoditas pertanian unggulan adalan singkong dan orok-orok. Singkong kerap sekali dimanfaatkan untuk pembuatan
gaplek, sedangkan orok-orok diolah menjadi tempe
c.
Keadaan Perekonomian
Mata
pencaharian penduduk Padukuhan Ngampo sebagian besar adalah petani. Selain itu sebagian kecil bekerja sebagai
Wiraswasta dan buruh. Banyak usaha yang berkembang di Dukuh Ngampo, seperti usaha souvenir
berupa gelang dan gantungan pintu, serta home
industry kriping ketela. Selain itu, mata pencaharian warga Dusun Ngampo
juga di merantau ke Kota Bandung dan Kota Yogyakarta untuk berjualan.
d.
Keadaan Sosial Budaya
Organisasi kemasyarakat yang berkembang di Padukuhan Ngampo adalah Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Posyandu, Remaja
Masjid, Karang Taruna dan Kelompok Tani. Minat kesenian di Dusun Ngampo juga tinggi terlihat dari tingginya minat belajar seni karawitan oleh remaja
Dusun Ngampo dimana mereka memilih jurusan karawitan di SMKI. Sedangkan untuk
kegiatan olahraga sudah teroganisir dan rutin dilakukan berupa olahraga voly.
Adapun agama yang dianut oleh penduduk Padukuhan Ngampo semua masyarakat
beragama Islam dan kegiatan keagamaan dilakukan di 3 tempat peribadatan, yaitu
Masjid Al-Mustaqim, Mushola Al Hidayah, dan Mushola Al-Hikmah.
Disusun
ini dilihat berbagai hasil laporan penelitian juga terkenal akan tingkat perceraian,
pernikahan dini, dan bunuh diri yang tinggi. Tak jarang akan adanya janda ataupun
duda yang terdapat didusun ini, baik karena perceraian ataupun kematian.
Perceraian dan kematian sebagain besar disebabkan akan tingkat pendidikan dan
ekonomi yang rendah. Didesa ini terdapat 43 single parents yang 7 diantaranya
adalah single parent cacat fisik. Perangkat desa yang bekerja sama dengan
pemerintah daerah memberikan bantuan dalam hal kebutuhan ekonomi untuk single
parent yang kurang mampu.
2. Deskripsi
Informal
Informal
dalam penelitian ini berjumlah 7 orang, terdiri dari 1 staff kelurahan
Pacarejo, 1 ketua RT Dusun Dengok Ngampo, 2 warga masyarakat dan 3 single
parent cacat fisik. Pengambilan sampel penelitian ini adalah single parent
cacat fisik, yaitu single parent atau orang tua tunggal yang memiliki
kekurangan dalam fisiknya yang masing-masing mempunyai strategi sendiri-sendiri
dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Berikut ini deskripsi informan yang saya wawancarai
:
a. SBK
Merupakan
staff kelurahan desa Pacarejo.Dalam datanya desa ini terdapat 43 single parent
yang 7 diantaranya adalah single parent cacat fisik.Perangkat desa yang bekerja
sama dengan pemerintah daerah memberikan bantuan dalam hal kebutuhan ekonomi
untuk single parent yang kurang mampu. Biasanya sembako yang meliputi beras,
minyak, gula, mie, dan lain-lain.Terdapat juga bantuan dalam bentuk uang yang
disebut dengan BLT (Bantuan Langsung Tunai). Bantuan yang lain biasanya dari
mahasiswa yang sedang KKL atau melaksanakan Bakti Sosial.
b. RY
Merupakan
ketua RT dusun dengok ngampo. Dalam datanya didusun ini terdapat 13 single
parent yang 3 diantaranya adalah single parent cacat fisik, dimana cacat
tersebut terjadi sejak lahir. Dalam hal ekonomi, pemerintah daerah dan
perangkat desa sangatlah membantu, baik berupa sembako maupun BLT (Bantuan
Langsung Tunai) yang berupa uang tunai.
Warga masyarakat juga membantu sesuai dengan kemampuan mereka
sendiri-sendiri.Biasanya dalam hal gotong royong membuat rumah, membuatkan bak
penampungan air, meringankan biaya listrik, memanen hasil panen dan lain-lain.
c. SDR
Merupakan
warga masyarakat dusun ngampo.Menurut beliau pemerintah dan perangkat memberi
bantuan kepada single parent cacat fisik tersebut.Sistem kekerabatan pun juga
masih erat ditananmkan didesa ini, jadi single parent tersebut tidak terlalu
merasa kesusahan dan merasa sendiri dalam melakukan sesuatu. Sebab warga disini
saling membantu satu sama lain. Menurutnya hidup didalam masyarakat itu harus
saling bekerjasama, karena kita tidsk bisa hidup sendiri tanpa adanya orang
lain yang membangtu kita.
d. DSM
Merupakan
single parent cacat fisik.Dia berumur 54 tahun, yang mengidap cacat dalam
kakinya.Kedua kakinya lumpuh yang menghambat dia untuk berjalan.Dia menjadi
single parent sejak 10 tahun yang lalu, dimana suaminya meninggal sebab
penyakit tumor dibagian lehernya.Dia memiliki 1 anak perempuan yang pada saat
itu anaknya berumur 20 tahun dan belum menikah. DSM merasa terpukul akan
meninggalnya sang suami, dikarenakan anaknya sudah merencanakan pernikahannya
tahun depan. Padahal seorang ayahlah yang dijadikan sebagai wali dalam
pernikahan, disini DSM mencoba menguatkan hati anaknya untuk tetap bersabar dan
melanjutkan rencana pernikahannya.Kini DSM bekerja sebagai petani dan buruh
ngelupas ketela dan kacang sebagai pekerjaan sampingan.Untuk bekerja dia setiap
harinya ngesot pelan-pelan sesuai kemampuannya.Menurutnya warga di dusun ini
tingkat partisipasinya sangat luar biasa, warga banyak mebantunya dalam segi
ekonomi maupun dalam bantuan yang lain, seperti yang mereka lakukan ketika
anaknya melaksanakan pernikahan.Warga bergotong royong membuat tenda seadanya
dalam pernikahan ini.Tidak megah seperti yang direncanakan tapi semua berjalan
dengan lancar.
e. RLH
Merupakan
single parent cacat fisik.dia berumur 61 tahun. Dia mengidap cacat dalam
kakinya sejak lahir, dimana kaki satunya pincang atau tidak normal.Dia memiliki
2 anak, yaitu 1 laki-laki dan 1 perempuan.Dia menjadi single parent sekitar 25
tahun yang lalu, dimana suaminya pergi meninggalkan rumah tanpa alasan pasti.Suami
pergi begitu saja. Mungkin sudah mati ataukah menikah lagi saya tidak tau
“tuturnya” .Sejak suaminya pergi dia bekerja sebagai petani. Dia menggunakan
kayu sebagai alat bantu untuk berjalan kesawah. Untuk masalah kebutuhan hidup,
diam merasa kurang.Karena dia harus menyekolahkan kedua anaknya sampai jenjang
SMP.Untuk biaya sekolah dia penuhi dengan hasil panennya dan memilih sekolah
yang gratis.Tak jarang juga cemoohan dari orang terlontar untuknya.Khususnya
untuk kedua anaknya.Kedua anaknya sering diejek teman sekolahnya karena
bapaknya pergi dari rumah.Sebagai orang tua tunggal, RLH sekuat tenaga untuk
bisa memberi penjelasan dan pengertian kepada anak-anaknya.
f. WDN
Merupakan
single parent cacat fisik.Dia berumur 45 tahun, dengan keadaan tidak normal,
yaitu pendengarannya yang kurang baik.Dia menjadi single parent sejak 2 tahun
silam, sebab istrinya selingkuh dengan teman kerjanya.Dia mempunyai 2 anak,
yaitu 1 perempuan dan 1 laki-laki.Untuk memenuhi kebutuhannya dia bekerja
sebagai tukang mebel dan bertani. Anaknya laki-laki berumur 25 tahun dan
perempuan berumur 15 tahun masih SMP.Pekerjaan sehari-hari dia dengan membuat
kursi, meja, almari pesenan orang.Dengan kondisi pendengaran yang kurang jelas
menghambat dia untuk menjadi guru.Akhirnya dia menjadi tukang mebel saja. Dia
menghidupi kedua anaknya dengan penghasilan yang cukup. Tak jarang tetangga
membantunya dengan memberi makanan untuk kebutuhan makannya. Sebab sejak dia
bercerai, jarang sekali dia memasak sendiri. Dia kini sudah menggunakan alat
bantu pendengaran yang diberikan oleh pemerintah daerah untuknya.
B.
ANALISIS
PEMBAHASAN
1.
Strategi
Bertahan Hidup Single Parent Cacat Fisik di desa Pacarejo, Semanu, Gunungkidul
Strategi bertahan hidup adalah sebagai rangkaian
tindakan yang dipilih secara standar oleh individu dan rumah tangga untuk
mencapai kebutuhan secara sosial ekonomi. Sedangkan single parents cacat fisik
adalah orang tua tunggal dengan keadaan
tubuh tidak normal atau cacat dan secara
sendirian membesarkan anak-anaknya tanpa kehadiran, dukungan, tanggung jawab
pasangannya dan hidup bersama dengan anak-anaknya dalam satu rumah. Jadi dalam
hal ini pembahasan kami adalah mengenai strategi bertahan hidup orang tua
tunggal dengan keadaan tubuh yang tidak normal dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya bersama anak-anaknya.
Dari hasil
penelitian, strategi bertahan hidup single parents cacat fisik dalam
menjalankan kelangsungan hidupnya, yaitu dengan melakukan :
e.
Pekerjaan
sampingan selain sebagai petani yaitu dengan buruh sebagai tukang mengupas
ketela dan kacang, tukang mebel, pembantu rumah tangga, buruh hasil panen dan
lain-lain.
f.
Selain
dengan melakukan pekerjaan sampingan, para single parent cacat fisik juga Meminjam
(berhutang) pada teman, tetangga dan lainnya.
g.
Menabung. Sebagian penghasilan ditabung
untuk keperluan pendidikan anak dan lain-lain. Bahkan terkadang untuk keperluan
tak terduga.
h.
Memilihkan sekolah gratis untuk
anak-anaknya.
i.
Menampung hasil panen dilumbung atau
almari penyimpangan, biasanya dalam hal menyimpan padi dan ketela.
j.
Menggunakan surat keterangan tidak mampu
dalam menyekolahkan anaknya
Seperti
yang dilakukan oleh narasumber kami. Mbah Dasem, Merupakan single
parent cacat fisik. Dia berumur 54 tahun, yang mengidap cacat dalam kakinya.
Kedua kakinya lumpuh yang menghambat dia untuk berjalan. Dia menjadi single
parent sejak 10 tahun yang lalu, dimana suaminya meninggal sebab penyakit tumor
dibagian lehernya. Dia memiliki 1 anak perempuan yang pada saat itu anaknya
berumur 20 tahun dan belum menikah. DSM merasa terpukul akan meninggalnya sang
suami, dikarenakan anaknya sudah merencanakan pernikahannya tahun depan.
Padahal seorang ayahlah yang dijadikan sebagai wali dalam pernikahan, disini
DSM mencoba menguatkan hati anaknya untuk tetap bersabar dan melanjutkan
rencana pernikahannya. Kini DSM bekerja sebagai petani dan buruh ngelupas
ketela dan kacang sebagai pekerjaan sampingan. Untuk bekerja dia setiap harinya
ngesot pelan-pelan sesuai kemampuannya. Sistem hutang piutang tidak jarang lagi
dia lakukan untuk memenuhi kebutuhan anaknya, khususnya ketika anak
perempuannya akan menikah.
Lain hal nya yang dilakukan oleh Lek Rilah. Dia
merupakan single parent cacat fisik berumur 51 tahun. Dia mengidap cacat dalam
kakinya sejak lahir, dimana kaki satunya pincang atau tidak normal. Dia
memiliki dua anak, yaitu satu laki-laki dan satu perempuan. Dia menjadi single
parent sekitar 25 tahun yang lalu, dimana suaminya pergi meninggalkan rumah
tanpa alasan pasti. Suami pergi begitu saja. Mungkin sudah mati ataukah menikah
lagi saya tidak tau “tuturnya” . Sejak suaminya pergi dia bekerja sebagai
petani dan pembantu rumah tangga di kota wonosari. Dia menggunakan kayu sebagai
alat bantu untuk berjalan kesawah. Untuk masalah kebutuhan hidup, diam merasa
kurang. Karena dia harus menyekolahkan kedua anaknya sampai jenjang SMP. Untuk
biaya sekolah dia penuhi dengan hasil panennya dan memilih sekolah yang gratis.
Bukan hanya segi ekonomi yang dia berikan untuk kedua anaknya, namun psikis
anaknya pun juga sangat dibutuhkan. Kepergian suaminya yang tanpa alasan
membuat dia harus memiliki cara untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari kedua
anaknya dan juga pertanyaan dari warga sekitar. Tak jarang juga cemoohan dari
orang terlontar untuknya. Khususnya untuk kedua anaknya .Kedua anaknya sering
diejek teman sekolahnya karena bapaknya pergi dari rumah. Sebagai orang tua
tunggal, Rilah sekuat tenaga untuk bisa memberi penjelasan dan pengertian
kepada anak-anaknya.
Tidak hanya seorang perempuan yang menjadi single
parents di dusun ini, terdapat juga laki-laki yang menjadi orang tua tunggal
untuk anak-anaknya. Wadiman merupakan single parent cacat fisik. Dia berumur 45
tahun, dengan keadaan tidak normal, yaitu pendengarannya yang kurang baik. Dia
menjadi single parent sejak dua tahun silam, sebab istrinya selingkuh dengan
teman kerjanya. Dia mempunyai dua anak, yaitu satu perempuan dan satu laki-laki.
Untuk memenuhi kebutuhannya dia bekerja sebagai tukang mebel dan bertani.
Anaknya laki-laki berumur 25 tahun dan perempuan
berumur 15 tahun masih SMP. Untuk masalah sekolah dia juga memilihkan anaknya
sekolah di sekolah yang gratis, baginya bukan perkara sekolah dimana yang
menjadi acuan orang sukses, namun usahalah yang membuat orang menjadi sukses.
Pekerjaan sehari-hari dia dengan membuat kursi, meja, almari pesenan orang.
Dengan kondisi pendengaran yang kurang jelas menghambat dia untuk menjadi guru
TK. Akhirnya dia menjadi tukang mebel saja. Dia menghidupi kedua anaknya dengan
penghasilan yang cukup. Tak jarang tetangga membantunya dengan memberi makanan
untuk kebutuhan makannya. Sebab sejak dia bercerai, jarang sekali dia memasak
sendiri. Dia kini sudah menggunakan alat bantu pendengaran yang diberikan oleh
pemerintah daerah untuknya.
2.
Upaya
pemerintah dan masyarakat dalam membantu single parent cacat fisik memenuhi kebutuhan
hidup
Pemerintah
adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan menerapkan hukum
serta undang-undang diwilayah tertentu, sedangkan masyarakat adalah organisasi
sosial yang memunculkan pikiran dan diri yang dibentuk dari pola-pola interaksi
antar individu. Dan norma-norma dalam masyarakat adalah sebagai respon.
Dari pengertian diatas telah tergambar jelas bahwa
pemerintah adalah organisasi yang memiliki kekuasaan. Dengan kepemilikan
kekuasaan tersebut untuk mensejahterakan rakyatnya, pemerintah haruslah
berpartisipasi dan melihat keadaan yang terdapat di sekelilingnnya, dan
diharapkan memiliki solusi dan upaya untuk menyelesaikan permasalahan yang ada,
seperti yang dilakukan pemerintah daerah Gunungkidul, dimana pemerintah daerah
berpartisipasi penuh dalam kesejahteraan rakyat Gunungkidul.
Hasil dari penelitian kami mengenai
Strategi Single Parents Cacat Fisik, upaya-upaya yang dilakukan pemerintah dan
masyarakat adalah sebagai berikut :
a. Memberikan bantuan untuk single
parents yang kurang mampu
b. Pemberian sembako
c. Pencarian BLT (Bantuan Langsung
Tunai)
d. Pemberian alat bantu untuk penderita
cacat fisik
e. Memprioritaskan bakti sosial dari
mahasiswa untuk single parents cacat fisik
f. Membuatkan pernyataan Surat
Keterangan Tidak Mampu (SKTM)
g. Membuatkan RASKIN (Rakyat Miskin)
untuk bantuan beras dari pemerintah daerah.
Seperti yang telah dilakukan oleh
pemerintahan dari kelurahan desa pacarejo, dimana perangkat
desa yang bekerja sama dengan pemerintah daerah memberikan bantuan dalam hal
kebutuhan ekonomi untuk single parent cacat fisik yang kurang mampu. Bantuan-bantuan
tersebut, yaitu sembako yang meliputi
beras, minyak, gula, mie, dan lain-lain. Terdapat juga bantuan dalam bentuk uang
yang disebut dengan BLT (Bantuan Langsung
Tunai), pembuatan SKTM (Surat
Keterangan Tidak Mampu) pembuatan SKTM ini surat untuk menjelaskan bahwa
keluarga ini tergolong dalam keluarga kurang mampu, surat ini biasa digunakan
dalam pendaftaran sekolah dan biaya-biaya sekolah yang sekiranya sangat mahal
dan terakhir adalah RASKIN (Rakyat
Miskin) surat keterangan Rakyat Miskin ini digunakan dalam pemberian
bantuan kebutuhan pokok seperti beras.
Bantuan
yang lain yaitu dari mahasiswa yang sedang KKL (Kuliah Kerja Lapangan) atau
melaksanakan mahasiswa yang melaksanakan BAKSOS (Bakti Sosial). Seperti yang dilakukan oleh
mahasiswa UNY, STAIYO dan UIN. Setiap tahun terdapat mahasiswa yang KKL di desa
ini. Mahasiswa biasanya memberikan bantuan dalam bentuk uang, sembako dan
keterampilan. Keterampilan-keterampilan yang diajarkan yaitu seperti pembuatan
jamu tradisional, pembuatan manik-manik brous, pengolahan pupuk kompos dan
lain-lain yang berhubungan dengan keadaan desa dan fasilitas yang ada.
Warga
masyarakat juga memberikan bantuan sesuai dengan kemampuan mereka
sendiri-sendiri . Biasanya dalam hal gotong royong membuat rumah, membuatkan
bak penampungan air, meringankan biaya listrik, memanen hasil panen dan
lain-lain. Seperti yang dilakukan oleh warga RT 06 dan RT 07 dusun Dengok
Ngampo kepada Single Parents cacat fisik yang berhasil kami wawancarai (Mbah
Dasem). Dengan kondisinya yang lumpuh dan ditinggal suami untuk selamanya ini
membuat dia terhambat dalam melakukan aktivitas yang berat. Semua aktivitas-aktivitas
dibantu oleh warga RT 06 dan RT 07, dimana mereka membantu renovasi rumah,
pembuatan bak penampungan air, dan acara pernikaha anak perempuan dari Mbah
Dasem. Masyarakat berbondong-bondong tanpa pamrih membantu mbah dasem. “Hidup
dalam masyarakat haruslah saring membantu satu sama lain, sebab tidak ada
seorangpun yang bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain”, tutur pak Rigo.
Dari sifat partisipasi masyarakat didesa ini dapat kita analisis bahwa sistem
kekeluargaan yang terjalin sangatlah erat dan masih melekat sampai sekarang,
sikap saling membantu dan pedulipun masih tergambar jelas. Sifat peduli sangat
penting dalam kesejahteraan masyarakat, seperti yang dituturkan oleh pak Rigo,
bahwa “yang dibutuhkan masyarakat Indonesia saat ini bukanlah kecerdasan saja,
melainkan sikap peduli. Orang cerdas namun tidak peduli itu percuma”.
Kerjasama
antara pemerintah, perangkat, masyarakat dan single parents cacat fisik terjadi
dikarenakan adanya interaksi diantara mereka, baik interaksi secara langsung
maupun tidak langsung (interaksi symbol). Interaksi secara langsung dilakukan
dengan berbincangan sehari-hari dari warga masyarakat sekitar, sedangkan interaksi
secara simbol adalah dengan menggunakan simbol-simbol yang digunakan dalam aksi
dan interaksi manusia dalam tindakan sosial yang covert dan overt.
Melalui aksi dan interaksi ini pula manusia membentuk suatu makna dari simbol
yang dikonstruksikan secara bersama. Suatu makna dari simbol dapat berbeda
menurut situasi.
Dari hasil penelitian bisa dilihat dari aksi dan interaksi
antara mereka, seperti simbol fisik,
cara single parents cacat fisik tersebut dalam berjalan yang ringkih atau bisa
disebut kesusahan yang membuat warga dan pemerintah merasa kasihan dan
berinisiatif untuk menolong dalam hal apapun. Dapat dilihat juga melalui simbol sosial, dimana biasanya single
parent cacat fisik dan anak-anaknya akan lebih tertutup apabila berhadapan
dengan masyarakat luas, seperti yang dilakukan oleh Anggi, anak dari Lek Rilah.
Dalam bermasyarakat dia agar terutup, sebab malu akan omongan tetangga yang
menanyakan mengenai keadaan orang tuanya. Kemudian dalam simbol perilaku., dari hasil penelitian single parents cacat fisik
beserta anak-anaknya berperilaku lebih pasif dan menjaga etika, tata aturan dan
bahasa. Sebab dia telah menyadari bahwa etika dan tingkah laku dalam
masyarakatlah yang akan membuat seseorang menjadi lebih dihargai.
BAB
V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas
dapat diambil kesimpulan bahwa strategi bertahan hidup single parent cacat
fisik adalah dengan melakukan :
·
Pekerjaan
sampingan selain sebagai petani yaitu dengan buruh sebagai tukang mengupas
ketela dan kacang, tukang mebel, pembantu rumah tangga, buruh hasil panen dan
lain-lain.
·
Selain
dengan melakukan pekerjaan sampingan, para single parent cacat fisik juga Meminjam
(berhutang) pada teman, tetangga dan lainnya.
·
Menabung. Sebagian penghasilan ditabung
untuk keperluan pendidikan anak dan lain-lain. Bahkan terkadang untuk keperluan
tak terduga.
·
Menampung hasil panen dilumbung atau
almari penyimpangan, biasanya dalam hal menyimpan padi dan ketela.
·
Memilihkan sekolah gratis untuk
anak-anaknya.
·
Menggunakan surat keterangan tidak mampu
dalam menyekolahkan anaknya kejenjang yang lebih tinggi.
Kebutuhan hidup juga diberikan dari pemerintah dan
partisipasi masyarakat, melalui : Pemberian sembako, Pencairan BLT (Bantuan Langsung
Tunai),
Pemberian alat bantu untuk penderita
cacat fisik, Memprioritaskan
bakti sosial dari mahasiswa untuk single parents cacat fisik,
Membuatkan pernyataan Surat
Keterangan Tidak Mampu (SKTM), dan Membuatkan RASKIN (Rakyat Miskin)
untuk bantuan beras dari pemerintah daerah.
B.
SARAN
Setelah
melakukan penelitian tentang strategi bertahan hidup single parents cacat fisik
di dusun dengok ngampo, pacarejo, semanu, gunungkidul, maka ada beberapa saran
yang diajukan yaitu :
a.
Bagi
single parents cacat fisik
Kekurangan
fisik bukanlah hal penghambat untuk terus berjuang melawan kerasnya kehidupan,
untuk itu berjuang dan terus berusaha semampu dan sekuat tenaga adalah hal yang
penting. Jangan dijadikan kekurangan
sebagai kelemahan
b.
Bagi
masyarakat
Selalu
bersikap kekerabatan dan pratisipasi kepada orang lain. Sebab didunia sosial
ini seseorang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain
c.
Bagi
pemerintah
Usahakan
untuk memperhatikan rakya kecil atau kurang mampu.
DAFTAR PUSTAKA
Baiquni, M. 2007. Strategi
Penghidupan Di Masa Krisis. Yoyakarta: Ideas Media
Moleong, Lexy J.
(1998). Metode Penelitian Kualitatif. Cetakan ke-9. Bandung : Rosda
Karya.
Soekanto, Soerjono. (2005). Sosiologi Suatu Pengantar. Cetakan
ke-38.Jakarta: PT RadjaGrafindo Persada.
Setia,
R. 2005. Gali Tutup Lubang Itu Biasa Strategi Buruh Menganggulangi
Persoalan
Dari Waktu Ke Waktu. Bandung: Yayasan Akatiga
Robbins, Sthephen and Timothy A. Judge. (2007).
Perilaku Organisasi. Jakarta; Salemba Empat
Internet :
-Skripsi Zaini Abidin 100210301014 (diakses 25
Desember 2015 , 06:48 WIB)
-Artikel Asongan Karya : Nur Hiyadah, M.Si (diakses
25 Desember 2015, 09:03 WIB)
LAMPIRAN


Ketua RT dengok ngampo
bersama keluarga Perbincangan
sekaligus wawancara dengan ketua RT dan warga yang sedang berkumpul makan
bareng dirumah ketua RT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar